Daerah

Pentingnya Konsumsi Makanan Baik dan Halal Menurut Katib PBNU

Sen, 6 Mei 2024 | 06:00 WIB

Pentingnya Konsumsi Makanan Baik dan Halal Menurut Katib PBNU

Katib PBNU, KH M Afifudin Dimyathi atau Gus Awis saat di MTs MA Fattah Hasyim Tambakberas. (Foto: dok istimewa/Nidzom)

Jombang, NU Online

Katib Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH M Afifudin Dimyathi mengatakan seorang muslim-muslimah harus menjaga makan dan minuman sebelum melakukan amal shaleh. Menjaga yang dimaksud yaitu mengkonsumsi makanan halal dan sehat. 


Pesan ini, katanya berdasarkan Al-Qur'an surat Al-Mu'minun ayat 51:


يَٰٓأَيُّهَا ٱلرُّسُلُ كُلُوا۟ مِنَ ٱلطَّيِّبَٰتِ وَٱعْمَلُوا۟ صَٰلِحًا ۖ إِنِّى بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ


Artinya, "Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."


"Dalam ayat ini diperintah untuk memakan makanan yang baik dulu baru beramal saleh. Makanan yang baik dulu," jelas Gus Awis dikutip dari Youtube MTs-MA Fattah Hasyim, Senin (4/5/2024). 


Tokoh agama yang akrab disapa Gus Awis ini menambahkan, alasan pentingnya menjaga makanan karena makanan-makanan yang baik memiliki pengaruh terhadap perilaku seseorang. 


Gus Awis lalu mengutip pendapat Ibnu Jabaroin yang mengatakan:


 إذا كان الأكل طيبا كان البدن طيبا 


"Apabila yang kita makan adalah makanan-makanan yang baik, maka badan kita akan menjadi baik pula," kata Gus Awis. 


Penulis kitab Tafsir Hidayatul Qur'an fii Tafsiril Qur'an bil Qur'an ini menjelaskan, langkah pertama seorang Muslim diharuskan mengkonsumsi makanan yang halal. 


Selanjutnya, bagi yang mampu, makanan tersebut harus juga sehat dan bergizi. Langkah kedua ini bersifat anjuran. Sedangkan langkah pertama bersifat perintah. 


Saking pentingnya menjaga makanan bagi manusia, Allah juga membahasnya di dalam QS. Al-Baqarah ayat 168:


يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ كُلُوا۟ مِمَّا فِى ٱلْأَرْضِ حَلَٰلًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا۟ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيْطَٰنِ ۚ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ


Artinya, "Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu."


"Makanlah yang halal dan thayyib (baik, bebas dari hal-hal yang membahayakan tubuh) kalau tidak maka kamu sama dengan mengikuti langkah-langkah setan," ujar tokoh asal Jombang ini. 


Gus Awis mengingatkan, ketika seseorang tidak mau menjaga makanan dan minuman yang halal. Maka ia akan mudah melakukan hal yang buruk. Dorongan melakukan perbuatan buruk semakin kuat. Ini dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsinya. 


Selanjutnya akan mudah sekali melakukan dosa-dosa yang ada akibat hukumnya. Meninggalkan kewajiban dan tidak takut lagi melakukan dosa serta larangan Allah. 


Logika terbaliknya, ketika seseorang menjaga makanannya, konsumsi yang halal dan sehat, maka mudah untuk diajak beribadah dan berbuat baik. Tubuhnya terasa ringan diajak hal baik. 


Tuntunan Al-Qur'an adalah makan makanan yang halal, makan makanan yang sehat. Karena pada hakikatnya makanan dan minuman yang halal jumlahnya lebih banyak dibandingkan makanan yang haram. Begitu juga makanan yang sehat lebih banyak dibandingkan yang tidak sehat. 


"Maka, mari kita jaga makanan yang kita konsumsi agar kita ini mudah berbuat baik, agar kita mudah untuk melakukan amal saleh," tandas pengasuh Asrama Hidayatul Qur'an di Pondok Pesantren Darul Rejoso, Peterongan ini.