Warta DISAMBUT HANGAT DI SENTANI

Gus Dur Mengawali Kegiatan di Papua

Sen, 13 November 2006 | 09:14 WIB

Sentani, NU Online
Mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid atau yang lebih akrab disapa Gus Dur seakan tak kenal lelah. Apalagi jika diundang ke Papua, serangkaian acara senantiasa akan diikutinya dari siang hingga malam hari. Misi apalagi yang dibawa Gus Dur ke Papua?

Kecintaan dan keakraban Gus Dur dengan masyarakat Papua atau demikian sebaliknya benar-benar dibuktikan keduanya. Begitu mendengar dirinya diundang ke Papua, spontan dipenuhinya, padahal kegiatan sehari-hari juga cukup sibuk. Maka tak heran jika sejak pukul 22.00, Minggu (12/11) lalu, Gus Dur yang juga mantan Ketua Umum PBNU telah standby di kantornya di Gedung PBNU dan bersiap-siap sambil menunggu waktu keberangkatan pesawat ke bumi Papua.

 

<>

Hari itu, Minggu, bagi orang lain adalah hari libur, artinya segala aktivitas formal umumnya prei. Tapi bagi Ketua Umum Dewan Syuro DPP PKB tetap dijalankan sebagaimana hari biasa. Berbagai acara di Jakarta dan sekitarnya masih sempat diikuti, padahal malam sebelumnya masih berada di Yogyakarta. Hingga pukul 21.00 Minggu, Gus Dur usai menghadiri acara yang diselenggarakan Bupati Tangerang, dari sana langsung menuju PBNU guna menanti jam pemberangkatan pesawat.

Tepat pukul 00.30 Gus Dur yang didampingi ajudan, Aris Junaidi, Sulaiman, Mahmud Hamdani berangkat dari PBNU dan tiba di Bandara Soekarno-Hatta pukul 01.25. Sambil menunggu rombongan lain yang akan mendampingi ke Papua, Gus Dur diantar ke ruang peristirahatan vip Garuda. Di sana rupanya telah menunggu Munif yang akan menemani selama perjalanan, namun yang lain belum nampak seperti; Putri Gus Dur Yenny dan Lalu Misbah. Namun Gus Dur dengan setia menanti mereka sambil berbincang dan bercanda ria, barulah semua rombongan berjumlah 5 orang satu per satu datang hingga pukul 02.00.
 
Senin dini hari tepatnya pukul 02.50 barulah Gus Dur, didampingi putrinya Zannuba Arifah atau Yenny, Lalu Misbah, Munif, dan Tarman ajudan take off dengan pesawat Garuda Indonesia dan Senin (13/11) sekitar pukul 12.30 WIT mendarat di Bandara Sentani, ibukota Kabupaten Jayapura, Papua.

Kedatangan Gus Dur langsung disambut meriah oleh sejumlah tokoh Papua, seperti Ketua Dewan Adat Papua (DAP) yang juga Wakil Presidium Dewan Papua (PDP) Thom Beanal, Ketua Majelis Rakyat Papua, Agus A Alua, Sekjen PDP Moh Thaha Al Hamid, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Frederika Yatipai/Ibo dan sejumlah tokoh Papua lainnya.

Mantan Presiden itu diiringi musik suling bambu langsung diantar menumpang kendaraan, sementara penyambut musik suling bambu dan kelompok penari menggunakan pakaian tradisional Papua berjalan kaki dari Bandara menuju makam mendiang Ketua PDP, Theys Hiyo Eluay yang berjarak sekitar 500 meter.

Sampai di atas makam They Eluay, Gus Dur meletakkan karangan bunga dan menaburkan bunga sambil berdoa agar arwah pejuang Papua itu diterima di sisi Tuhan. Gus Dur langsung meletakkan batu pertama pembangunan monumen Hak Asasi Manusia (HAM) di samping makam mendiang Theys Eluay di lapangan sepak bola Sentani, sekitar 45 kilometer arah barat Kota Jayapura.

Ketika berbicara di hadapan simpatisan, Gus Dur menyatakan akan terus berjuang agar pemerintah memberi gelar Theys Hiyo Eluay sebagai Pahlawan Nasional.

Seusai peletakan karangan bunga dan penaburan bunga serta peletakan batu pertama pembangunan monumen HAM di pusara They Hiyo Eluay, mantan Presiden ke-IV diantar menuju arah Jayapura Kota untuk mengadakan beberapa kegiatan.

Aktifitas penduduk di kawasan Sentani berjalan seperti biasa, aman, tertib dan lancar, walaupun sejumlah murid SMP Negeri 1 yang letaknya di depan Jalan Bandara Sentani berdiri berhamburan menyaksikan mantan orang nomor satu di negara ini melintas, namun secara umum kondisi Kamtibmas berjalan seperti biasa.

Kapolres Jayapura, AKBP Yacob Kalembang, mengatakan telah mengerahkan tiga satuan setingkat kompi (SSK) untuk mengamankan Gus Dur yang tiba di Bandara Sentani menuju makam Ketua PDP Theys Hiyo Eluay, sekitar 500 meter dari lokasi Bandara.

Sebelumnya, masyarakat menggelar doa syukur peringatan lima tahun meninggalnya Theys Hiyo Eluay, 10 November 2001. Theys adalah tokoh Papua yang meninggal setelah diculik dari rumahnya kemudian ditemukan tak bernyawa dengan berlumuran di tempat lain. (ant/rif)