Taxonomi Bloom mengemukakan bahwa pendidikan tidak hanya perlu membuat peserta didik menjadi orang yang kaya ilmu pengetahuan dan teori, tetapi juga membentuk manusia yang mampu berprilaku baik di dalam masyarakat sekaligus terampil dalam mempraktikkan ilmu yang dimilikinya. Pendidikan yang ideal adalah proses yang harus dapat membantu peserta didik untuk menjadi manusia yang berilmu pengetahuan, berakhlak mulia, dapat hidup bersama orang lain dan memiliki keterampilan dalam mengaplikasikan ilmunya di masyarakat. Namun, fakta yang terjadi di lapangan, kerap kali masih bak api jauh dari panggangnya.
Dalam penelitian ini, Fitria dan Noviriani mengutip dua identifikasi masalah yang kerap memengaruhi naiknya kesenjangan hal di atas. Di antaranya adalah kuatnya agresivitas siswa dalam menghadapi perubahan zaman. Pertama faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal penyebab agresivitas adalah lingkungan. Faktor lingkungan yang dimaksud adalah: kemiskinan, anominitas, suhu udara yang panas dan kuatnya sikap meniru atau tidak berintuisi. Sedangkan faktor internal tersebut adalah faktor biologis. Faktor-faktor biologis yang mempengaruhi perilaku yaitu transmisi genetik dan sistem otak.
Artinya, kenaikan penyimpangan siswa pada dasarnya dapat ditanggulangi jika setiap elemen lingkungan peserta didik (siswa, guru dan orang tua) dapat bersinergi untuk menghadapi problem ini. Tingkat agresivitas para siswa Madrasah Aliyah/setingkat merupakan masa yang kerap kali menunjukkan emosi tak terkendali maupun tidak terkontrol, membuatnya perlu melakukan langkah-langkah penanggulangan atau preventif.
Terpopuler
1
PBNU Buka Pendaftaran Beasiswa S1 ke Al-Azhar Mesir, Ini Ketentuan dan Cara Daftarnya
2
Khutbah Jumat: Menjadi Pribadi Lebih Baik di Tahun Baru Islam
3
DKPP Berhentikan Hasyim Asy'ari sebagai Ketua KPU RI karena Kasus Tindakan Asusila
4
Khutbah Jumat Tahun Baru Hijriah: Kiat Memperbaiki Masa Depan
5
Diberhentikan DKPP, Ketua KPU: Alhamdulillah, Terima Kasih
6
Khutbah Jumat: 7 Upaya Menata Hati
Terkini
Lihat Semua