Nasional

Makhluk Ghaib Bisa Bantu saat Seseorang Didera Musibah? Ini Penjelasan KH Miftachul Akhyar

Sen, 15 Mei 2023 | 11:00 WIB

Makhluk Ghaib Bisa Bantu saat Seseorang Didera Musibah? Ini Penjelasan KH Miftachul Akhyar

Rais 'Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar. (Foto: tamgkapan layar Youtube Multimedia KH Miftachul Akhyar)

Jakarta, NU Online

Dalam hadits yang diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud, Rasulullah saw mengajarkan manakala seseorang didera musibah di tempat luas, tempat asing, tengah-tengah hutan kendaraan kita lepas, sulit untuk dikendalikan, bahkan mungkin hilang di daerah itu, maka panggil saja  ya ‘ibadallah ihbisu ‘alayya.


"Maka panggil saja 'ibadallah, bersuaralah keras dengan menyebut 'ibadallah, hai hamba Allah, ihbisu 'alayya, tahan kendaraanku, tahanlah binatang peliharaanku yang lari, tahanlah unta atau kudaku yang lari," ungkap Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, KH Miftachul Akhyar pada tayangan Youtube Multimedia KH Miftachul Akhyar, diakses oleh NU Online pada Senin (15/5/2023).


Maka dengan izin Allah kendaraan atau binatang yang lepas itu tadi akan ditahan oleh makhluk Allah. Baik makhluk itu berupa manusia maupun makhluk ghaib seperti jin, malaikat, atau bahkan jin-jin yang suka mengganggu itu diperintah oleh Allah untuk menahan dan akhirnya bisa kembali kepada pemiliknya.


"Ini memang haditsnya dhoif, tetapi banyak sekali dilakukan oleh para tokoh-tokoh ulama kita. Manakala kehilangan sesuatu panggil saja hamba-hamba Allah, kan ada di thoriqot kita itu baca 'ibadallah rijalallah aghitsuna li ajlillah. Termasuk 'ibadallah itu bisa malaikat, bisa jin-jin yang shalih yang suka membantu, manusia, wali-wali abdal, wali qutub," jelas Kiai Miftach.


Lebih lanjut Pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya tersebut menjelaskan jika kendaraan lepas, bahkan mungkin benda-benda atau barang kita yang hilang panggil saja "ya 'ibadallah ihbisu ‘alayya" dengan suara yang lantang. 


"Mereka itu kan menganggap yang bisa dipanggil dan dimintai tolong itu mereka yang ada di depannya, yang hadir di depannya," ujarnya.


Kiai Miftach mengungkapkan bahwa Ibnu Taimiyah bahkan punya karangan Kitab Al-Kalimu Thayyib. Dalam kitab tersebut menyebut tentang hadits tentang kejadian yang dialami oleh sahabat Abdullah bin Umar tatkala kakinya mengalami kram, tidak bisa berjalan di tempat yang tidak ada siapa-siapa, ia memanggil Nabi Muhammad saw.


"Sahabat Abdullah bin Umar yang kakinya terganggu, lalu panggil-panggil orang yang paling dicintai. Orang yang paling dicintai oleh beliau adalah Kanjeng Nabi Muhammad saw. Walaupun orang yang paling dicintai tidak ada di depannya, tidak hadir di depannya, jauhlah. Maka beliau memanggil Nabi Muhammad, ya Muhammad, ya Muhammad. Hampir sama dengan hadits tadi," jelasnya.


Kiai Miftach menjelaskan bahwa apabila membacakan shalawat untuk Rasulullah, maka Rasulullah saw menerima secepatnya, jauh lebih cepat dari apa yang tercepat, merasakan shalawat yang diucapkan oleh umatnya.


"Jadi hadits tentang "ya ‘ibadallah ihbisu ‘alayya" walaupun dhaif, panggil-panggil orang yang tidak ada di hadapannya, atau makhluk yang tidak ada di hadapannya. Itu tidak salah, tidak syirik, karena Allah mempunyai makhluk yang ghaib, yang memang diperintah oleh Allah untuk melayani makhluk yang butuh-butuh seperti ini."


"Di tempat-tempat yang asing, di tempat yang sepi, di tempat yang jauh Allah menyiapkan makhluk-makhluk, baik berupa manusia, para wali athaf, wali abdal, malaikat, atau bangsa jin semua ada di tempat itu. Jadi kalau kita sedang membutuhkan sesuatu panggil saja, yang kira-kira memang sedang sendirian atau tidak ada orang lain," terang Kiai Miftcah.


Kontributor: Malik Ibnu Zaman

Editor: Fathoni Ahmad