Nasional

Tri Pusat Pendidikan Lindungi Anak dari Tindakan Perundungan

Rab, 5 Juli 2023 | 17:00 WIB

Tri Pusat Pendidikan Lindungi Anak dari Tindakan Perundungan

Ilustrasi perundungan atau bullying. (Foto: Dok. istimewa)

Jakarta, NU Online 

Kasus perundungan atau bullying di kalangan anak-anak kembali terjadi. Terbaru seorang siswa sekolah dasar (SD) di Medan meninggal dunia setelah dipukul dan di-bully tetangga yang juga kakak kelasnya. Kasus tersebut menambah daftar panjang kasus bullying di Indonesia yang berakhir tragis. 


KPAI telah menerima 64 aduan dengan rincian kekerasan terhadap anak pada satuan pendidikan per tanggal 31 Maret 2023. Bentuk kekerasan antara lain kekerasan fisik, bullying, dan kekerasan seksual.

 

Menanggapi kasus perundungan itu, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Aris Adi Leksono mengatakan pentingnya optimalisasi Tri Pusat Pendidikan (sekolah, keluarga, masyarakat) untuk mengatasi tindak kekerasan yang terjadi pada satuan pendidikan. 


“Penanganan anak di satuan pendidikan tak cukup ditangani pendidikan itu sendiri. Dalam siklus pendidikan dikenal tri pusat pendidikan ada peran satuan pendidikan, masyarakat dan orang tua. Masing-masing ekosistem ini harus mengoptimalkan lagi fungsinya agar menjaga anak-anak kita,” kata Aris kepada NU Online, Selasa (5/7/2023).


Tripusat pendidikan adalah suatu konsep pendidikan yang dikemukakan Ki Hajar Dewantara yang menyatakan bahwa tiga fokus pendidikan meliputi lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat yang ketiganya sinergis memiliki peran dan tanggung jawab dalam mengembangkan pendidikan untuk anak. Disebut harus sinergis, karena ketiga unsur Tri Pusat Pendidikan sangat mempengaruhi satu sama lain. 


Tiga jenis lingkungan Tri Pusat Pendidikan 

1. Lingkungan keluarga

Keluarga adalah lingkungan pendidikan pertama seorang anak. Keluarga tempat seorang anak tumbuh sangat berpengaruh bagi pendidikan seorang anak. Pendidikan keluarga menjadi dasar seorang anak terutama dalam membangun nilai-nilai agama, bersikap dan berperilaku, budi pekerti, dan cara pandangannya terhadap segala sesuatu.


Menurut Muzakkir dalam jurnal Harmonisasi Tri Pusat Pendidikan dalam Pengembangan Pendidikan Islam (2017) dalam keluarga seorang anak tumbuh dan berkembang melalui internalisasi nilai-nilai yang terpantul dari emosi, minat, sikap, dan perilaku kedua orang tuanya.


2. Lingkungan sekolah

Tri Pusat Pendidikan selanjutnya adalah sekolah. Sekolah menjadi rumah kedua bagi anak yang menyediakan pendidikan berbagai ilmu pengetahuan, keterampilan, budaya, dan budi pekerti. Sebagai pusat pendidikan sekolah memiliki budaya yang sesuai dengan cita-cita pendidikan. 

 

Menurut Sri Utami, dkk dalam buku Kolaborasi Tripusat Pendidikan dalam Penataan Budaya Sekolah Berbasis Pembudayaan Nilai Pancasila untuk Membangun Siswa Berkarakter (2020) budaya sekolah adalah nilai-nilai penting yang diyakini dan dipercayai juga dapat mendorong warga sekolah menciptakan sikap positif dan perilaku harmonis.


3. Lingkungan masyarakat 

Layaknya keluarga dan sekolah, lingkungan masyarakat sangat mempengaruhi pendidikan seorang anak. Dengan siapa ia bergaul, bagaimana pola pertemanan, kegiatan apa yang dilakukan dalam masyarakat, cara pandang juga perilaku teman sepergaulan juga media massa mempengaruhi pendidikan seorang anak di lingkungan masyarakat. 


Kontributor: Suci Amaliyah

Editor: Fathoni Ahmad