Nasional

Berbagai Langkah Cegah Perundungan di Pesantren

Ahad, 25 Februari 2024 | 16:00 WIB

Berbagai Langkah Cegah Perundungan di Pesantren

Ilustrasi (Freepik)

Jakarta, NU Online
Kasus bullying atau perundungan, bisa terjadi di mana saja dan pada kalangan mana pun. Sebagai sekolah agama yang menerapkan sistem asrama, menjadikan pesantren sebagai tempat yang rawan akan kasus perundungan. Pencegahan perundungan di kawasan pesantren, tentu menjadi salah satu fokus para pengurus pesantren. 


Berbagai cara dilakukan oleh pesantren dalam mencegah terjadinya kasus bullying. Salah satunya, dilakukan sosialisasi kepada santri mengenai bahaya bullying

 

"Salah satu upaya pesantren untuk mencegah bullying, dengan mengadakan sosialisasi atau seminar kepada santri mengenai bahaya bullying,"  jelas bagian pengasuhan Pondok Pesantren Modern Al-Muchtari Bogor, Asep Muhidin Nawawi, Sabtu (24/2/2024).


Selain mengadakan sosialisasi dan seminar, pesantren juga berupaya memberikan edukasi secara personal melalui bagian pengasuhan. Tidak hanya bagian pengasuhan, wali kamar dan wali kelas pun diikutsertakan dalam pencegahan perundungan. 


"Memberikan edukasi dan pendekatan personal, melalui pengasuhan juga membantu mencegah bullying di kalangan santri. Wali kamar dan wali kelas juga diikutsertakan peran aktifnya dalam menghalau bullying," tambahnya. 

 

Bentuk kedisiplinan
Muhammad Bagus Wicaksono, pengurus Pondok Pesantren Modern Al-Muqoddas Cirebon, Jawa Barat mengatakan bahwa, cara pencegah perundungan yang dilakukan di pesantrennya adalah dengan membentuk kedisiplinan santri serta konsekuensi terhadap pelaku perundungan. Kemudian dibantu pemberian pengetahuan untuk mengisi nurani santri.


"Pencegahan perundungan yang dilakukan oleh pondok pesantren diawali dengan pembentukan disiplin dan konsekuensi terhadap pelaku perundungan. Selanjutnya adalah mengisi nurani anak-anak santri, dengan cahaya-cahaya ilmu supaya menjadi pribadi-pribadi pemuji bukan pembuli," tutur Muhammad Bagus Wicaksono.

 

Menurut Muhammad Bagus Wicaksono, perundungan di pesantren terjadi dikarenakan perbedaan latar pendidikan santri. Dia tidak memungkiri bahwa kebiasaan yang berbeda masih melekat pada tiap-tiap santri.


"Sejauh ini, ada beberapa kasus perundungan yang terjadi di pondok. Hal ini terjadi karena latar belakang pendidikan yang berbeda-beda, dari setiap santri di pondok, sehingga kebiasaan tersebut masih melekat di beberapa anak,” jelasnya.


Terjadinya perundungan di pesantren bukan menjadi penghalang bagi para pengurus untuk selalu mencegah dan meminimalisir terjadinya kasus-kasus lain. Pengurus pesantren menjamin bahwa proses belajar dan kedisiplinan yang dilakukan di pesantren dapat mencegah anak-anak menjadi pelaku bullying.


"Proses pembelajaran dan disiplin yang terdapat di pondok, menjadi penjamin bagi anak-anak untuk terbebas dari bullying, karena salah satu faktor terjadinya bullying adalah kendornya disiplin dan lingkungan pergaulan. Ketika anak berada di pondok pesantren maka insyaallah mereka akan terjaga dari aspek lingkungan dan disiplin," jelasnya.